![]() |
illustrasi (blogs.forrester.com) |
Dewasa kini semakin kompleksnya kemajuan dan penggunaan teknologi informasi di dalam kehidupan membuat pemimpin-pemimpin kota di seluruh dunia berlomba-lomba untuk dapat menjadikan kota yang dipimpinnya sebagai smart city. Kota pintar, seluruh kegiatan didukung dan terintegrasi oleh teknologi informasi. Indonesia pun tak mau ketinggalan. Beberapa kota sudah mulai ambil start untuk memulai penerapan smart city.
Seperti yang saya kutip dari detikinet, e-Indonesia Initiatives Forum mengungkapkan bahwa ada 9 kota di Indonesia yang siap untuk menjadi smart city. Siap dalam arti sudah memulai berbagai langkah dan pastinya hampir memenuhi kriteria-kriteria sebuah kota dapat dikatakan sebagai kota pintar. Sembilan kota tersebut adalah Jakarta, Bandung, Bogor, Depok, Makassar, Balikpapan, Sleman, Banyuwangi dan Banda Aceh. Jakarta sebagai ibukota dan Depok, Bogor sebagai penyangga ibukota serta Bandung sebagai kota yang dekat dengan ibukota mungkin sudah sering diberitakan di media nasional perihal kesiapan dan gebrakan-gebrakan pemimpin dari kota-kota tersebut mengenai penerapan teknologi informasi di daerahnya. Kota-kota lainnya mungkin hanya sebatas pemberitaan di media lokal saja.
Siapa sangka, Banda Aceh peraih penghargaan platinum Digital Society Award (IDSA) 2014, yang tak disangka-sangka kini siap menjadi kota dengan predikat smart city. Namun pastinya harus ada konsistensi dari pemerintah untuk terus dapat meningkatkan sarana dan prasarana guna mewujudkan kota Banda Aceh menjadi smart city. Tak hanya konsistensi, ada beberapa faktor lain yang disebut sebagai standarisasi mengenai smart city oleh e-Indonesia Initiatives Forum, yaitu yang pertama pemerataan dan peningkatan kualitas akses pita lebar, dalam ini termasuk pemanfaatan 4G dan Indonesia Broadband Plan 2014-2019. Kedua, mengenai efektivitas, keamanan, kecepatan dan kecerdasan (server) dan sistem layanan di data center dan cloud computing. Ketiga, penggunaan perangkat berbasis Internet protocol (IP) seperti Internet of Things dan Machine to Machine (M2M). Keempat, implementasi e-government, smart city, smart maritime dan lainnya. Kelima, peningkatan kapasitas industri dalam negeri dari sisi konten kreatif, perangkat dan sistem. Keenam, mengenai pengembangan Sumber Daya Manusia. Dan terakhir yang ketujuh, kedaulatan Information Communication Technologi (ICT) dalam kenegaraan.
Sudah saatnya kota-kota lainnya di Indonesia memulai langkah untuk menerapkan Information Communication Technologi (ICT) dan menuju kota pintar.
Siapa sangka, Banda Aceh peraih penghargaan platinum Digital Society Award (IDSA) 2014, yang tak disangka-sangka kini siap menjadi kota dengan predikat smart city. Namun pastinya harus ada konsistensi dari pemerintah untuk terus dapat meningkatkan sarana dan prasarana guna mewujudkan kota Banda Aceh menjadi smart city. Tak hanya konsistensi, ada beberapa faktor lain yang disebut sebagai standarisasi mengenai smart city oleh e-Indonesia Initiatives Forum, yaitu yang pertama pemerataan dan peningkatan kualitas akses pita lebar, dalam ini termasuk pemanfaatan 4G dan Indonesia Broadband Plan 2014-2019. Kedua, mengenai efektivitas, keamanan, kecepatan dan kecerdasan (server) dan sistem layanan di data center dan cloud computing. Ketiga, penggunaan perangkat berbasis Internet protocol (IP) seperti Internet of Things dan Machine to Machine (M2M). Keempat, implementasi e-government, smart city, smart maritime dan lainnya. Kelima, peningkatan kapasitas industri dalam negeri dari sisi konten kreatif, perangkat dan sistem. Keenam, mengenai pengembangan Sumber Daya Manusia. Dan terakhir yang ketujuh, kedaulatan Information Communication Technologi (ICT) dalam kenegaraan.
Sudah saatnya kota-kota lainnya di Indonesia memulai langkah untuk menerapkan Information Communication Technologi (ICT) dan menuju kota pintar.
0 komentarator :
Post a Comment